Kamis, 11 Juni 2015

12 Fakta Menarik Bhutan dan Fotonya



Biksu Muda Bhutan



Bhutan adalah sebuah negara kecil di Asia Selatan yang berbentuk Kerajaan dan dikenal dengan Negeri Naga Guntur. Wilayahnya terhimpit antara India dan Republik Rakyat Tiongkok. Nama lokal negara ini adalah Druk Yul, artinya "Negara Naga". Gambar nagapun didapati di benderanya. Karena keindahannya, egara ini dijuluki Shangri-La terkhir. Berikut ini adalah fakta unik dan menarik tentang Bhutan dan fotonya.


1.Nama aslinya Druk Yul
Nama lokal negara ini adalah Druk Yul, artinya "Negara Naga". Gambar nagapun didapati di benderanya.


2.Nama Bhutan berasal dari Bahasa Sanskerta
'Bhutan' mungkin diturunkan dari kata Sanskerta 'Bhu-Uttan भू-उत्थान)' yang berarti 'Tanah Tinggi'. Dalam teori lain Sanskertanisasi, 'Bhots-ant भोट-अन्त' berarti 'ujung Tibet' atau 'selatan Tibet'. Namun beberapa orang Bhutan menyebut negeri mereka 'Druk Yul' dan penduduknya 'Drukpa'. Nama Dzongkha (dan Tibet) untuk negeri ini ialah 'Druk Yul' (Tanah Naga Guntur).


3.Bahasanya merupakan rumpun Bahasa Tibet
Bahasa nasional adalah Dzongkha, salah satu dari 53 bahasa dalam keluarga bahasa Tibet. Tulisannya, disebut Chhokey ("Bahasa Dharma"), identik dengan tulisan Tibet. Pemerintah mengelompokkan 19 bahasa-bahasa terkait di sana sebagai dialek bahasa Dzongkha. Lepcha diucapkan di barat Bhutan; Tshangla, kerabat dekat Dzongkha, diucapkan meluas di bagian timur. Khengkha diucapkan di tengah Bhutan. bahasa Nepal diucapkan meluas di selatan. Di sekolah bahasa Inggris ialah media instruksi dan Dzongkha diajarkan sebagai bahasa resmi. Ethnologue mendaftarkan 24 bahasa yang kini diucapkan di Bhutan, semuanya dari keluarga Tibet-Burma, kecuali Nepal, sebuah bahasa Indo-Arya. Bahasa-bahasa di Bhutan tetap tak terciri dengan baik, dan beberapa buah belum tercatat dalam tatabahasa akademis. Bahasa Inggris juga punya kedudukan resmi kini.


4.Mempunyai mata uang yang namanya cukup aneh
Ngultrum adalah mata uang Bhutan. Ngltrum telah menjadi mata uang dari Bhutan sejak tahun 1974. Ngultrum dibagi menjadi 100 chhertum. Nilainya disetarakan dengan Rupee India.


5.Mayoritas agamanya adalah Buddha
Walaupun Bhutan adalah salah satu negara Asia Selatan, agama mayoritasnya bukanlah Hindu, melainkan Buddha Tibet.


6.Negara Paling Bahagia di Dunia meskipun sangat miskin
Bhutan disebut sebagai “Shangrilla di kaki gunung Himalaya” yang 97% rakyatnya menganggap diri mereka sangat berbahagia.Bukannya kebahagiaan yang berasal dari pemuasan nafsu dunia fana, melainkan berasal dari iman dan konsep tahu-cukup.Orang Bhutan beranggapan kemiskinan yang sesungguhnya adalah apabila tak mampu beramal kepada orang lain, mereka sudah sangat puas asalkan memiliki sawah dan rumah.


Dikarenakan mereka adalah umat Budha, maka mereka tidak membunuh makhluk berjiwa, itulah sebabnya mereka mengimpor daging dari India. Namun demikian di atas meja makan jarang terlihat makanan jenis daging, melainkan makan sayur-sayuran atau produk dari susu sudah membuat mereka puas.


Pengalaman kebahagiaan Bhutan berasal dari Jigme Singye Wangchuck IV, sang mantan raja yang tidak mendahulukan perkembangan ekonomi melainkan mendirikan sebuah negara yang berbahagia sebagai amanah jabatannya, dengan kesetaraan, kepedulian dan konsep ekologi menyulap Bhutan menjadi negara besar dalam hal kebahagiaan.


Pada 2005, Bhutan menjadi fokus berbagai media besar seantero dunia, “Model Bhutan” ciptaannya, teori Gross National Happiness (GNH) yang ia usulkan memperoleh perhatian seksama masyarakat internasional dan menjadi tema pelajaran ilmu ekonomi yang digandrungi para pakar dan institut penelitian sebagian negara seperti AS, Jepang dan lain-lain. Konsep “baru” dalam pandangan negara maju pada abad-21 ini, di Bhutan diam-diam telah dijalankan selama hampir 30 tahun lamanya.
Yang disebut “Model Bhutan” ialah mementingkan perkembangan yang seimbang antara materi dan spiritual, perlindungan terhadap lingkungan hidup dan proteksi terhadap kebudayaan tradisional diletakkan di atas perkembangan ekonomi, standar untuk pengukuran perkembangan ialah Gross National Happiness (GNH).


7.Negaranya diatas Pegunungan Himalaya
Jika kita melihat Bhutan di peta, maka akan terlihat kalau seluruh Bhutan berada di dataran yang cukup tinggi.


8.Hanya 8 pilot yang menguasai Bandar Udaranya
Seperti dikutip VIVAnews.com dari laman dailymail.co.uk, karena proses pendaratan yang berbahaya di bandara ini, hanya 8 pilot di dunia yang lolos kualifikasi. Hingga Juli 2011, tercatat hanya ada satu maskapai penerbangan yang diperkenankan menggunakan fasilitas ini yaitu Druk Air. Panjang lintasan bandara ini diketahui hanya 6.500 kaki. Hal ini membuat Bandara Paro merupakan salah salah bandara terpendek di atas laut. Pesawat yang akan mendarat di wilayah ini harus berupaya sekuat tenaga melewati puluhan rumah yang tersebar di sisi gunung dengan ketinggian atap cukup menjulang.Hembusan angin yang kencang sepanjang bukit, seringkali menyebabkan turbulensi pada badan pesawat. Para penumpang yang pernah memiliki pengalaman melintasi bandara ini menjulukinya sebagai pendaratan paling mengerikan.


9.Banyak benteng dan kuil yang masih terjaga arsitekturnya
Banyak sekali benteng-benteng arsitekturnya sangat indah yang masih berdiri. Benteng-benteng ini disebut Dzong dalam bahasa setempat. Foto-foto dari banyak Dzong ini ada dibawah.


10.Pemimpin yang sangat sadar dan rendah diri
Pemerintahan yang dijalankan dengan kekuasaan monarki absolut berakhir ketika konstitusi baru dan pemilihan perdana menteri dilaksanakan. Raja Jigme Singye Wangchuck yang memimpin sejak tahun 1972 mengumumkan menggelar pemilu tahun 2008, sekaligus turun tahta. Pengumuman disampaikan dihadapan 8.000 penggembala hewan yak, biksu, petani, dan siswa pedesaan pada 18 Desember 2005. Pengumuman disebarkan melalui harian Kuensel. Sebelumnya, raja memperkenalkan rancangan konstitusi dan menyatakan pensiun pada usia 65 tahun. Atas ide ini, sebagian rakyat tidak sependapat karena kuatir terjadinya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), namun pada tahun 2006 sang raja mengundurkan diri dan digantikan oleh puterandanya.


11.Sejarah Bhutan yang hilang
Sejarah awal Bhutan tidak jelas, karena sebagian besar catatan telah musnah setelah kebakaran di Punakha, ibukota kuno pada 1827. Dari abad ke-10, perkembangan politik Bhutan amat dipengaruhi oleh sejarah religiusnya. Berbagai anak sekte Buddha muncul yang dilindungi oleh berbagai maharaja Mongol dan Tibet. Setelah runtuhnya bangsa Mongol pada abad ke-14, anak-anak sekte itu bersaing satu sama lain demi supremasi dalam bentang politik dan agama, akhirnya menimbulkan naiknya anak sekte Drukpa di akhir abad ke-16.


Hingga abad ke-17, Bhutan ada sebagai fiefdom yang saling berperang hingga dipersatukan oleh lama Tibet dan pemimpin militer Shabdrung Ngawang Namgyal. Untuk mempertahankan negerinya dari penggarongan yang sebentar-sebentar dilakukan bangsa Tibet, Namgyal membangun sebuah jaringan dzong (benteng) tak terkalahkan, dan mengumumkan kode hukum yang membantu membawa raja-raja setempat di bawah kendali terpusat. Banyak dari dzong itu yang masih ada. Setelah kematian Namgyal pada 1651, Bhutan jatuh dalam suasana anarkis. Mengambil keuntungan dari kekacauan itu, orang Tibet menyerang Bhutan pada 1710, dan kembali pada 1730 dengan bantuan orang Mongol. Kedua serang itu berhasil digagalkan, dan gencatan senjata ditandatangani pada 1759.


12.Ekonomi Bhutan
Meski menjadi salah satu yang terkecil di dunia, ekonomi Bhutan telah berkembang pesat sekitar 8% pada 2005 dan 14% pada 2006. Per Maret 2006, pendapatan per kapita Bhutan adalah US$1.321 yang membuatnya tertinggi di Asia Selatan. Standar hidup Bhutan berkembang dan merupakan salah satu yang terbaik di Asia Selatan.


Ekonomi Bhutan adalah salah satu yang terkecil dan kurang berkembang di dunia, yang berbasis pertanian, kehutanan, dan penjualan PLTA ke India. Pertanian menyediakan mata pencaharian buat lebih dari 80% penduduk. Praktek agraria sebagian besar terdiri atas pertanian subsisten dan peternakan hewan. Kerajinan tangan, khususnya menjahit dan produksi seni keagamaan untuk altar rumah merupakan industri kecil milik rakyat dan sumber sekian pendapatan. Pemandangan yang berbeda dari pegunungan berbukit yang kasar membuat pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya sulit dan mahal. Ini, dan tiadanya akses ke laut, menyebabkan Bhutan tidak pernah bisa dapat untung dari perdagangan yang signifikan dari produknya. Kini Bhutan currently tak memiliki jalur kereta api, meski Indian Railways merencanakan menghubungan Bhutan selatan dengan jaringannya yang luas di bawah persetujuan yang ditandatangani pada Januari 2005.[2] Jalur perdagangan masa lalu antara peguunungan Himalaya, yang menghubungkan India ke Tibet, telah ditutup sejak pengambilalihan militer atas Tibet pada 1959 (meski kegiatan penyelundupan tetap membawa barang-barang RRT ke Bhutan).




Gimana, pengen ke Bhutan :v hati-hati lho?


Berikut foto tentang Bhutan.




























Raja Bhutan beserta Ratu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Index Labels