Kamis, 11 Juni 2015

Bhuta negara yang paling bahagia di dunia



Mempunyai kehidupan bahagia, jauh dari kriminalitas, dan lingkungan yang sehat siapa yang tidak mau. Nyatanya sekarang semua keinginan tersebut tak hanya jadi angan-angan saja, nyatanya di dunia ini ada negara yang sesuai dengan kriteria diatas. Adalah Negara Bhutan yang sudah diakui sebagai negara paling bahagia di dunia.





Penduduk yang tinggal di Bhutan menjalani kehidupannya dengan bahagia, tidak ada tindak kriminalitas di negara ini, dan lingkungannya sangat sehat menjadikan Bhutan sebagai negara yang sangat bahagia. Lantas apa sih rahasia Negara Bhutan bisa menjadi negara yang bahagia?


Mengutip dari perkataan Eric Weiner seorang traveling yang telah melakukan beberapa perjalanan ke berbagai negara dan salah satunya ke Bhutan. Nah ketika mengunjungi Bhutan ia pun mengalami beberapa hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai negara kecil yang terletak di dataran tinggi di Asia selatan membuat cuaca dan pasokan oksigen di negara ini sangatlah sedikit.


Awal pertama Eric datang ke Bhutan ia merasa sesak nafas. Karena baru pertama kali datang ke Bhutan Eric belum terbiasa dengan lingkungan disana. Dengan ketinggian 2.300 mdpl membuat badan Eric menjadi lebih berat dikarenakan pasokan udara sangatlah tipis selain itu angin yang bertiup sangatlah kencang. Karena takut terjadi apa-apa dengan tubunya Eric pun lantas pergi ke doker.


Apa yang dikatakan dokter membuat Eric terkejut. Ternyata, dia sehat-sehat saja dan badannya tidak bermasalah. Walaupun, Eric sempat panik karena badannya yang langsung drop.
"Anda sebaiknya harus merenungkan kematian paling tidak lima menit setiap hari. Itu akan menyembuhkan Anda," kata sang dokter.
Eric tak habis pikir. Mengapa dia harus merenungkan tentang kematian, suatu hal yang paling menyedihkan. Dan yang membuat Eric makin geleng-geleng kepala, rupanya merenungkan kematian lima kali sehari sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang di Bhutan. Padahal, Bhutan punya standar penilaian Gross National Happiness, suatu badan yang mengukur kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakatnya.


Eric kemudian mendapati fakta yang mencengangkan. Dia membaca buku A Field Guide to Happiness: What I Learned in Bhutan About Living, Loving and Waking Up karangan Linda Leaming. Di situlah dia baru sadar, rahasia Bhutan menjadi negara paling bahagia di dunia adalah masyarakatnya yang selalu merenungkan kematian.


"Saya menyadari, berpikir tentang kematian tidaklah membuat orang tertekan. Itu justru membuat saya menikmati setiap momen dan melihat hal-hal yang mungkin tidak biasa saya lihat. Di Negara Barat, kematian adalah sesuatu yang menyedihkan. Sedangkan di Bhutan, itu adalah bagian dari hidup yang pasti kita lalui," tulis Linda Leaming dalam bukunya.


Bukan berarti orang-orang di Bhutan berani untuk mati. Mereka tetap takut dengan datangnya kematian, tapi justru tidak memikirkan hal itu menjadi masalah. Bhutan pun menawarkan kematian dalam banyak cara, seperti jatuh dari jurang, diserang beruang atau makan jamur beracun.


Suatu penelitian di University of Kentucky pada tahun 2007, ternyata sudah pernah mengungkap korelasi antara mengingat kematian dengan kehidupan yang bahagia. 12 Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama disuruh berpikir tentang kunjungan ke dokter gigi yang menyakitkan dan satunya lagi disuruh merenungkan tentang kematian.


Hasilnya, kelompok pertama dipenuhi rasa ketakutan dan sulit menyelesaikan suatu kalimat misalnya 'Jo sedang....'. Berbeda dengan kelompok kedua, mereka malah dengan mudah membangun kata-kata positif dan penuh dengan sukacita.


Kesimpulannya, kematian suatu hal yang mungkin dianggap mengerikan. Tetapi ketika orang-orang merenungkan hal itu, otak Anda dengan otomatis akan mencari pikiran atau sesuatu yang bahagia.


Itulah rahasia dari Bhutan yang menjadi negara paling bahagia di dunia. Orang-orang di Bhutan yang setiap hari merenungkan kematian, justru membuat mereka makin menikmati hidup tiap detiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Index Labels