Senin, 01 Juni 2015

MISTERI SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN ARAB SAUDI

Kerajaan Arab Saudi sering menjadi rujukan dalam dunia Islam. Salah satunya dalam masalah pendidikan Islam karena di negara tersebut terdapat beberapa universitas seperti King Abdul Aziz di Jeddah dan Ummul Qura di Makkah yang menjadi tempat belajar banyak pelajar Islam dari seluruh dunia. Dari negara ini, muncul Gerakan Wahabi yang banyak membawa pengaruh di Dunia Islam. Lebih jauh, Saudi sering dianggap merupakan representasi negara Islam yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah.
Namun, di sisi lain, Saudi juga merupakan negara yang paling banyak dikritik di Dunia Islam. Sejak awal pembentukannya, negara ini dianggap memberontak terhadap Khilafah Utsmaniyah. Banyak pihak juga menyoroti tindakan keras yang dilakukan oleh rezim ini terhadap pihak-pihak yang menentang kekuasaan Keluarga Saud. Tidak hanya itu, Saudi juga dikecam karena menyediakan daerahnya untuk menjadi pangkalan militer AS. kehidupan keluarga kerajaan yang penuh kemewahan juga banyak menjadi sorotan. Secara ekonomi, Saudi juga ,menjadi incaran negara-negara besar di dunia karena faktor kekayaan minyaknya.
Sejarah berdirinya Kerajaan Arab Saudi berkaitan erat dengan sejarah Dinasti Saud yang menjadi pelopor berdirinya negara Saudi. Dalam sejarah tercatat, negara Saudi terbentuk dengan 3 periode utama, yaitu negara Saudi pertama, negara Saudi kedua, dan terakhir Kerajaan Arab Saudi hingga sekarang.
Semuanya berawal dari lahirnya Negara Saudi yang pertama didirikan oleh Imam Muhammad bin Saud di wilayah Nejd. Wilayah ini kemudian dienal sebagai Al-Diriyah dan resmi berdiri pada 1175 H/1744 M. negara yang baru didirikan ini bercita-cita memikul tanggung jawab dakwah menuju kemurnian tauhid kepada Allah SWT, mencegah perilaku bid'ah dan khurafat, kembali pada ajaran para salafus shalih, dan berpegang teguh pada dasar-dasar agama yang lurus.
Negara Saudi pertama ini berhasil didirikan berkat kerjasama antara Imam Muhammad bin Saud dengan Syeikh Muhammad ibn Abd al Wahhab. Keduanya setuju untuk saling mendukung. Dari beberapa sumber, Inggris juga mengambil peran dalam terbentuknya kerjasama antara Imam Muhammad bin Saud dengan Syeikh Muhammad ibn Abd al Wahhab ini. Kerjasama tersebut berkembang menjadi dominan di negara Arabia, pertama mereka menundukkan Nejd, lalu memperluas kekuasaan mereka ke pantai timur dari Kuwait sampai Oman. Negara Saudi ini juga membawa tanah tinggi 'Asir di bawah kedaulatan mereka, dan pasukan mereka mengadakan serangan di Irak dan Suriah, memuncak pada kota Shi'a, Karbala tahun 1801. Pada tahun 1802, pasukan Saudi membawa menundukkan Hejaz dan merebut dua kota suci, Makkah dan Madinah.
Apa yang dilakukan oleh pasukan Saudi ini menyebabkan kemarahan kesultanan Utsmaniyah, yang telah menguasai kota suci ini sejak tahun 1517, dan membuat Utsmaniyah bergerak. Tugas untuk menghancurkan pasukan Saudi diberikan oleh Utsmaniyah pada raja muda kuat Mesir, Muhammad Ali Pasha. Muhammad Ali mengirimkan pasukannya ke Hejaz melalui laut dan merebutnya kembali. Anaknya, Ibrahim Pasha, lalu memimpin pasukan Utsmaniyah ke jantung Nejd, merebut kota ke kota. Akhirnya, Ibrahim mencapai ibukota Saudi, Diriyah dan menyerangnya untuk beberapa bulan sampai kota itu menyerah pada musim dingin tahun 1818. Ibrahim lalu membawa banyak anggota klan Al Saud dan Ibn Abd Al-Wahhab ke Mesir dan Ibukota Utsmaniyah, Istanbul, dan memerintahkan penghancuran Diriyah. Imam Saudi, Abdullah bin Saud dieksekusi di Ibukota Utsmaniyah, dan kepalanya dilempar ke air Bosphorus. Dengan ini maka berakhirlah sejarah Negara Saudi pertama.
Tapi tenyata sejarah Saudi belum berakhir. Keturunan Wahhabi dan klan Al Saud terus hidup dan mendirikan Negara Saudi Kedua pada 1240 Hijriah atau 1824 Masehi. Negara Saudi kedua ini diprakarsai oleh Imam Faisal bin Turki. Namun kemudian, negara Saudi kedua ini pun berakhir pada 1309 Hijriah atau 1891 Masehi.
Pada 1319 Hijriah atau 1902 Masehi, Dinasti Saud di bawah pimpinan Abdul Aziz bin Abdurrahman, berupaya membangun kembali kekuatannya dan berhasil. Pada saat itu, Daulah Khilafah Islamiyah semakin melemah. Pada tahun 1902, Abdul Aziz bin Abdurrahman menyerang dan merebut kota Riyadh.

Inilah titik awal sejarah Arab modern, Abdul Aziz mulai terus melakukan penaklukan demi penaklukan dengan dukungan dan bantuan Inggris serta Wahhabi. Abdul Aziz mulai menyatukan wilayah Jazirah Arabia yang luas ke dalam sebuah negara modern yang dikenal dengan nama Kerajaan Arab Saudi. Penyatuan dengan nama ini dideklarasikan pada 1351 H/ 1932 M.
Raja Abdul Aziz Al-Saud ada saat itu menegaskan kembali komitmen para pendahulunya, raja-raja Dinasti Saud, untuk selalu berpegang teguh pada prinsip-rinsip Syariah Islam. Dia juga berupaya mengamankan perjalanan haji ke Baitullah, memberikan perhatian pada ilmu dan para ulama, dan membangun hubungan luar negeri untuk merealisasikan solidaritas Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Index Labels