Minggu, 07 Juni 2015

Republik Korea


Nama resmi : Republik Korea
Kepala Negara : Presiden Park Geun Hye
Luas wilayah : 100.460 km2
Populasi : 50,2 juta (2014)
Ibu kota : Seoul (penduduk 10,14 juta, 2014)
Bahasa resmi : Han gul


Korea yang terdiri dari semenanjung serta 3200 buah pulau yang besar dan kecil, terletak di bagian timur laut dari benua Asia. Korea terletak bersebelahan dengan wilayah laut, Rusia dan Cina dari arah ke utara, serta berhadapan dengan Jepang dari arah selatan.


Bangsa Korea
Asal muasal bangsa Korea bermula salah satu suku Ye Maek diantara suku Tungusik di masa kuno di wilayah Asia, berkembang menjadi bangsa Korea. Suku Ye Maek maju ke bagian timur dari daratan di zaman Batu Baru, kemudian bermukim di kawasan berbukit semenanjung Korea dan bagian timur Sungai Amur.
Republik Korea modern merupakan negara yang mempunyai bangsa tunggal. Akhir-akhir ini jumlah orang asing yang tinggal di Korea semakin meningkat, maka terdapat kecenderungan untuk menjadi negara multibangsa, namun Korea pada dasarnya sangat kuat untuk tetap bertahan sebagai negara berbangsa tunggal. Meskipun demikian, bangsa Korea tidak eksklusif dan berusaha keras untuk menerima warga asing. Apalagi setelah jumlah perkawinan campur bangsa Korea dan asing semakin meningkat maka bangsa Korea telah berubah menjadi bangsa multikultur dan berupaya hidup harmonis dengan bangsa lainnya di Korea Selatan.


Bahasa
Bahasa nasional Republik Korea adalah bahasa Korea, yakni bahasa yang digunakan warga Korea di semenanjung Korea. Kini sekitar 70 juta orang di Korea Selatan dan Korea Utara, serta sekitar 3,5 juta orang Korea di luar negeri menggunakan bahasa Korea.
Dipercaya hingga sekarang Bahasa Korea termasuk rumpun Altaik. Bahasa Altaik meliputi bahasa Turki, Mongolia, Tungusik dan sebagainya mulai dari Siberia sampai Sungai Volga.
Akibat semenanjung Korea terbagi cukup lama, heterogenitas bahasa antara Korea Selatan dan Korea Utara makin meningkat. Namun, perbedaan bahasa antar Korea, terdapat hanya dari makna kosakata, contoh penggunaan kosakata, istilah baru dan sebagainya, maka tidak ada masalah apa pun dalam komunikasi. Korea Selatan dan Korea Utara berusaha keras untuk mengatasi heterogenitas bahasa seperti itu, misalnya para pakar bahasa Korea Selatan dan Korea Utara bekerjasama meneliti bahasa.
Menurut data statistic tahun 2013, jumlah warga asing di Korsel lebih dari 1,5 juta orang dimana 43% merupakan tenaga kerja asing, 12% pasangan kawin campur dengan warga Negara Korsel, kemudian mahasiswa asing yang berjumlah lebih dari 100 ribu orang serta warga asing lainnya dengan berbagai tujuan untuk tinggal di Korsel.


Agama
Orang Korea dibebaskan untuk memilih agama masing-masing. Bahkan orang korea juga boleh untuk tidak memiliki/menganut agama apapun. Menurut sensus penduduk tahun 2008 jumlah pemeluk agama di Korea berkisar 24.970.766 orang (53,46%) dan yang tidak beragama sebanyak 21.865.160 (46.54%). Agama yang dianut di Korea adalah Budha (42,64%), Kristen (34,27%), Katolik (20,46%), Konfusianisme (0,37%), Buddha Won (0,60%), Cheondoisme (0,19%) , Islam (0,19%), agama lain (1,31%).



Musim
• Musim Panas
Masa yang paling panas dalam setahun, mulai bulan Juni hingga Agustus. Pada bulan Agustus suhu rata-rata berkisar 25,4℃. Karena 3 bagian semenanjung Korea dikelilingi laut, hingga musim panas sangat sesuai dengan olahraga di laut. Musim berenang di pantai merupakan bulan Juli dan Agustus.
• Musim Dingin
Masa yang paling dingin dalam setahun, mulai bulan Desember hingga bulan Pebruari. Suhu rata-rata berkisar -8℃ di daerah Utara, dan 0℃ di daerah Laut Selatan. Di musim dingin masyarakat Korea bisa menikmati olahraga di musim dingin dan pariwisata salju. Di kawasan pegunungan daerah timur, salju cukup banyak turun, hingga daerah permainan ski dan kawasan papan luncur salju dapat dinikmati mulai bulan Desember hingga bulan Pebruari.
• Musim Semi dan Musim Gugur
Di musim semi mulai bulan Maret hingga Mei, dan musim gugur mulai bulan September hingga Nopember, tidak dingin dan juga tidak panas, hingga sesuai untuk berjalan-jalan. Di musim semi hujan relatif lebih banyak turun daripada di musim gugur, namun suhu udara cukup enak dan pemandangan disertai bunga dan pohon-pohon, indah sekali, jadi sesuai untuk berjalan-jalan. Di musim gugur udara sangat cerah, hingga paling sesuai untuk berjalan-jalan. Oleh karena itu, kebanyakan festival dan acara olahraga diselenggarakan di musim gugur.


Perkembangan ekonomi dan politik Korea Selatan


Ketika Jepang mengalami kekalahan di Perang Dunia II, ia melepaskan kekuasaannya di banyak negara di Asia dan salah satunya adalah Korea. Hal ini menimbulkan pemisahan dua Korea yang dikenal dengan istilah Korean Peninsula di paralel 38 dengan pembentukan Republic of Korea pada 15 Agustus 1945 yang dipimpin oleh presiden Syngman Rhee, dan Democratic People's Republic of Korea yang terbentuk pada tanggal 9 September 1945 dibawah pimpinan Kim Il Sung.


US dan USSR kemudian terlibat dalam Perang Dingin, dimana mereka berusaha untuk menyebarkan ideologi dan menjatuhkan autoritasnya pada berbagai kawasan dunia. Proxy-war yang menjadi trademark Perang Dingin kemudian terjadi pada kedua negara baru tersebut. US menaruh autoritasnya pada Republic of Korea atau Korea Selatan, sementara USSR pada Korea Utara (CIA World Factbook, 2014). Hal ini kemudian sangat berpengaruh terhadap perkembangan kedua negara hingga saat ini, baik secara domestik (politik dan ekonomi) maupun dalam isu perang-damai keduanya.


Korea Selatan memiliki bentuk negara Republik dengan pembagian kekuatan dalam 3 kamar yakni Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Lembaga Eksekutif Korea Selatan dipimpin oleh Presiden sebagai kepala negara dan Perdana Menteri sebagai pemimpin pemerintahan. Walaupun demikian, Presiden memiliki autoritas yang lebih besar dalam penetapan keputusan kenegaraan, domestik maupun hubungan luar negeri. Presiden memiliki masa menjabat selama 5 tahun. Pemilihan umum Korea Selatan menggunakan sistem popular vote dan terakhir kali diselenggarakan pada Desember 2012 dengan Presiden Park Geun Hye sebagai pemenang.


Dalam kamar Legislatif, Korea Selatan memiliki Unicameral National Assembly atau Gukhoe yang dipilih setiap 4 tahun sekali dan terakhir diselenggarakan pada 11 April 2012. Assembly ini memiliki 299 seats dan diisi oleh perwakilan dari beberapa partai politik. Sementara dalam lembaga Yudikatif, Korea Selatan memiliki Supreme Court dan Pengadilan Banding Constitutional Court. Korea Selatan sendiri memiliki banyak partai politik, menurut Komisi Pemilu Korsel, partai politik yang terdaftar pada tahun 2012 sebanyak 8 partai. Namun hanya dua partai besar yang mendominasi hasil pemilu yaitu partai berkuasa Saenuri dan Democratic United Party.


Perpolitikan Korea Selatan sendiri tidak dapat dipisahkan dari hubungannya dengan Korea Utara. Perang Korea yang berakhir oleh gencatan senjata tahun 1953 hingga saat ini belum memiliki perjanjian perdamaian. Dengan demikian, secara teknis kedua Korea masih dalam kondisi berperang. Sehubungan dengan kondisi ini, kedua Korea terus meningkatkan kekuatan militernya baik dari persenjataan maupun personel tempur. Kedua Korea menerapkan wajib militer bagi seluruh warganya, namun di Korsel hanya untuk warga negara pria yang berumur 20 tahun.


Agresi militer Korea Utara pada Korea Selatan pada 25 Juni 1950 merupaka awal dari perang Korea. Agresi ini memakan waktu 3 hari dan Korea Utara berhasil merebut Seoul dan mendesak pasukan Korea Selatan mundur ke daerah Selatan negara tersebut. Amerika Serikat kemudian meminta UN Security Council untuk mengintervensi perang tersebut dengan ketakutan akan penyebaran ideologi Korea Utara ke Korea Selatan.


Dibawah Jendral Douglas MacArthur, UN Security Forces memasuki peperangan pada 15 September 1950 dan berhasil memukul mundur Korea Utara hingga memasuki wilayah Korut. China kemudian ikut kedalam peperangan dengan mengirim bantuan kepada pasukan Korea Utara hingga cease fire agreement ditandatangani oleh Korea Utara dan Selatan pada 27 Juli 1953. Bantuan US dalam Perang ini membuat hubungan US dan Korea Selatan berkembang dalam Mutual Defense Treaty di tahun 1953 yang menjelaskan bahwa US akan membantu Korsel dalam menghadapi segala agresi asing.


Selama lebih dari 2 dekade, Korea Utara dan Selatan tidak berhubungan sama sekali hingga upaya reunifikasi dan rekonsiliasi dimulai pada tahun 1971. Presiden Korea Selatan Kim Dae-Jung pada tahun 2007 pernah mengeluarkan kebijakan Sunshine Policy demi memperbaiki hubungan dengan Korea Utara yang mengantarkan Dae-Jung menjadi salah satu penerima nobel perdamaian. Hubungan kedua negara sempat membaik karena hubungan ekonomi, namun kembali memburuk setelah Korea Utara menyerang pulau Yeonpyeong di tahun 2010 dan menembak mati 2 wisatawan Korea Selatan dalam proyek bersama Korea Utara dan Selatan, Kaesong Industrial Complex .


Upaya ekonomi merupakan upaya rekonsiliasi Korea Utara dan Selatan yang sempat berhasil walaupun hubungan keduanya kembali memburuk. Korea Selatan sendiri menjadi partner dagang terbesar kedua Korea Utara setelah China. Korea Selatan sendiri memiliki dinamika ekonomi yang naik-turun sebelum menjadi salah satu negara dengan perekonomian tertinggi di dunia saat ini. Pada awalnya sejak tahun 1940 hingga 1945, perekonomian Korea sangat tergantung dengan Jepang sebagai pemerintah kolonialnya. Keadaan ekonomi Korea Selatan berlanjut dengan ritme yang tidak begitu bagus setelah meletusnya perang dengan korea Utara di tahun 1950an. Setelah perang selesai, pada tahun 1953 hingga 1960 ekonomi Korea Selatan bergantung pada financial aid dan foreign assistance. Pada tahun 1962, pemerintah Korsel mencoba mengatur sistem ekonominya, dimana pemerintah mengatur sistem fiskal dan moneter serta budget dan tax reform.


Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sendiri dimulai pada tahun 1964, dimana terjadi kenaikan GNP sebanyak 9 persen, hingga pada tahun 1971, komoditi ekspor Korsel mencapai $1,132 juta dan ekspor manufaktur mencapai 86% dari total komoditas ekspor (Frank, Kim, & Larry, 1975:19). Perekonomian Korea Selatan kembali jatuh ketika terjadi krisis Asia di tahun 1997, dimana hal ini mengantarkan Korsel menjadi pasien IMF dan dan berada di dalam pantauan IMF hingga tahun 2000, dimana Korea Selatan berhasil meningkatkan GDP nya hingga 10.9%.


Saat ini Korea Selatan menduduki peringkat 7 dalam trading-partner US, dan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-15 di dunia (US Department of State Diplomacy, 2012). Saat ini perekonomian Korea Selatan sedang mengalami perubahan dari centrally-planned government directed investment menjadi market oriented model. Hal ini tidak terlepas dari munculnya chaebol (perusahaan raksasa) Korea Selatan yang menguasai pasar dunia, seperti merk automobile Hyundai dan KIA, serta produk eletronik Samsung dan LG.


Saat ini Korea Selatan juga tengah mengembangkan pasarnya ke US dengan KORUS FTA atau Korea-US Free Trade Agreements yang disepakati pada tahun 2011 dan menjadi FTA terbesar kedua US setelah NAFTA dan FTA terbesar kedua Korea Selatan setelah Korea-European Union FTA. Hal ini membuat Korea Selatan menjadi salah satu motor perekonomian dan macan Asia di Asia Timur. (dari berbagai sumber, Les Journals )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Index Labels