Selasa, 09 Juni 2015

SEJARAH ISLAM DI NEGARA CHILE

KOMUNITAS MUSLIM DI CHILI: PERLAHAN TAPI PASTI TERUS MENINGKAT



Jumlah Muslim di Chili (Chile) tidak sampai satu persen, tapi perlahan-lahan terus meningkat. Asal-usul kehadiran Islam di negara Amerika Latin (Amerika Selatan) ini tidak begitu jelas. Diketahui, tahun 1854 dua “orang Turki” tinggal di sana, sebuah situasi yang diulang dalam sensus 1865 dan 1875. Negara asal mereka tidak diketahui secara pasti, hanya dipastikan mereka penduduk asli dari beberapa wilayah Kekaisaran Ottoman (Khilafah Islam Turki Utsmani). Menurut sensus 1885, jumlah warga yang disebut “orang Turki” itu meningkat menjadi 29 jiwa, tetapi tidak ada informasi yang tepat tentang asal-usul dan agama mereka karena agama tidak termasuk dalam sensus itu. Namun, sensus 1895 tercatat adanya 76 “orang Turki”, 58 dari mereka Muslim. Mereka tinggal terutama di utara Chili — Tarapac, Atacama, Valparaiso, dan Santiago. Dalam sensus tahun 1907, jumlah warga Muslim meningkat menjadi 1.498 orang. Semuanya orang asing (non-Chili). Ada 1.183 pria dan 315 wanita atau sekitar 0,04 persen dari populasi –persentase tertinggi dalam sejarah Muslim Chili. Tahun 1920 sensus baru menunjukkan jumlah Muslim turun menjadi 402 jiwa: 343 pria dan 59 wanita. Angka terbesar berada di Santiago dan Antofagasta, dengan 76 jiwa di setiap provinsi. Di Santiago, institusi Islam pertama dari Chili, Masyarakat Uni Muslim Chili (Society of Muslim Union of Chile), didirikan tanggal 25 September 1926. Tanggal 16 Oktober 1927, Society of AIDS Mutual dan and Islamic Charity didirikan. Dalam sensus penduduk tahun 1952, jumlah Muslim meningkat lagi ke angka 956. Mayoritas tinggal di Santiago. Jumlah mereka menurun lagi, sehingga tahun 1960 hanya ada 522 Muslim, mayoritas (209 orang) tinggal di Santiago. Satu dekade kemudian, jumlah Muslim meningkat menjadi 1.431 jiwa. Namun, sensus tidak menunjukkan apakah mereka pria atau wanita, warga negara asli atau orang asing. Meskipun demikian, mereka tersebar di seluruh negeri. Masjid Pertama Selama tahun 1970-an dan ’80-an, tidak ada pemimpin agama atau pusat Islam (masjid) untuk shalat. Kaum Muslim membina iman mereka di kediaman Taufik Rumie Dalu, seorang pedagang asal Suriah. Tahun 1990 pembangunan Masjid Al-Salam dimulai –masjid pertama di Chili. Tahun 1995 diresmikan masjid lain di Temuco dan 1998 ada msjid baru di Iquique.


Sumber masyarakat Islam menunjukkan, saat ini di Chili ada 3.000 Muslim. Banyak dari mereka adalah warga Chile asli yang masuk Islam, bahkan mengubah nama mereka. Mayoritas adalah beraliran Sunni dan sisanya adalah Syiah. Kelompok-kelompok sufi juga muncul, tetapi anggota mereka terutama asal non-Arab. “Saya tidak akan pernah melupakan hari itu,” kata imam Masjid Al-Salam, Sami Elmushtawi. “Pada hari peresmian masjid adalah sebuah hari ketika mimpi komunitas Muslim Chili jadi kenyataan,” kata imam asal Mesir itu.”Bagi kami ini adalah kesempatan yang unik karena tidak setiap hari kita dikunjungi oleh seorang raja atau ada masjid yang diresmikan. Raja Malaysia meresmikan masjid pada 1 Oktober 1995. Masjid itu dianggap sebagai salah satu dari tiga yang terbaik di Amerika Latin, setelah masjid di Venezuela dan Brazil. Masjid berkapasitas 500 orang itu terdiri dari tiga lantai. Yang pertama memiliki ruang baca, ruang serbaguna, ruang mandi, dan kafetaria. Yang kedua berisi ruang shalat dan yang ketiga digunakan sebagai kantor imam dan kamar tamu. “Ada beberapa orang yang datang untuk shalat di siang hari, tetapi karena pekerjaan, mayoritas datang ke masjid di malam hari,” kata Sami Elmushtawi. Santiago bukan satu-satunya tempat umat Islam dapat mempraktekkan agama mereka. The Islamic Chilean Corporation of Temuco, didirikan pada Oktober 2001 di kota Temuco, memiliki misi menyebarkan budaya dan tradisi Islam. Selain itu, saat ini kaum Muslim berusaha membuka lebih banyak saluran untuk menyebarkan nilai-nilai moral Islam, termasuk mengatasi prasangka setelah peristiwa 11 September 2001 di Amerika Serikat. Perempuan Muslim (Muslimah) shalat di masjid dan di rumah-rumah mereka. Perempuan Chili yang masuk Islam menjelaskan bagaimana mereka hidup sebagai Muslim di negara yang dominan Katolik. Serangan 11 September berbuah penghinaan dan lelucon terhadap mereka. Karima Alberto, seorang ibu rumah tangga berusia 35 tahun, menikah dengan seorang pedagang Suriah dan memiliki dua anak. Ia bertemu suaminya di tokonya. “Dia adalah alasan saya masuk Islam. Ia menceritakan hal-hal menakjubkan tentang Islam. Jadi, saya mulai pergi ke masjid dan belajar lebih banyak tentang Islam. Rasanya seperti menemukan diri sendiri. Islam telah memberi saya visi baru,” katanya. Karima mengatakan, beberapa orang mulai memperlakukan mereka secara berbeda karena serangan 11 September. Carla Olivari, seorang mahasiswa berusia 18 tahun, adalah contoh anak muda yang masuk Islam. Pada usia 16 tahun, ia biasa melewati masjid sampai suatu hari ia memutuskan untuk masuk. Ia pun meninggalkan masjid itu sebagai seorang Muslim. “Saya merasa bahwa Allah memilih saya,” katanya. Orangtuanya, yang Katolik, tidak menentang, tapi kakaknya merasa keberatan. “Ketika dia melihat saya shalat di kamar, ia menyebut saya gila.” Carla tidak hanya puasa selama bulan Ramadhan, tetapi pada hari-hari lain juga. “Di atas semua, saya berdoa untuk para korban di Palestina dan Irak,” kata gadis yang mengaku ingin menikahi seorang Muslim. “Suami harus seorang Muslim. Saya ingin anak-anak saya tumbuh dalam sebuah keluarga Muslim yang mengajarkan mereka nilai-nilai penting keluarga. Lalu saya akan mengenakan jilbab secara permanen, tidak seperti sekarang, ketika saya hanya menggunakannya di dalam masjid.” Menurut Imam Sami Elmushtawi, hingga kini selalu ada orang yang datang ke masjid karena rasa ingin tahu tentang Islam. “Sangat memuaskan ketika saya melihat wajah mereka setelah meninggalkan masjid atau ketika mereka kembali lagi. Beberapa orang datang untuk belajar bahasa Arab dan beberapa datang untuk belajar lebih banyak tentang Islam. Yang pasti itu memberi saya sukacita yang lebih besar bahwa komunitas Muslim meningkat di Chile.” (Mel/Missionislam.com/OnIslam.net/ddhongkong.org).*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Index Labels