This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 15 Juni 2015

SEJARAH BOLIVIA





SEJARAH BOLIVIA


Sejarah Republik Bolivia mengambarkan mulai dari sebelum kedatangan Columbus sampai penjajahan Spanyol. Masa sebelum kedatangan Columbus Bolivia telah dihuni penduduk Indian sekitar 600 SM yaitu adanya imperium Tiahuanacan. Namun imperium Tiahunacan, seperti halnya dengan suku Maya telah runtuh dan menghilang secara tiba-tiba yang menyimpan misteri sampai saat ini. Dengan runtuhnya imperium Tiahunacan, muncul etnis-etnis besar di daerah sekitar Pegunungan Andes. Kelompok etnis besar tersebut adalah Aymara, Quechua, dan Inca. Suku Inca merupakan suku yang kuat dan wilayah kekuasaannya sampai ke Ekuador, Bolivia, Argentina dan Chili.


Setelah kedatangan bangsa Spanyol suku Inca berhasil ditaklukan dan wilayah Bolivia menjadi koloni Spanyol. Selain itu, Spanyol juga meninggalkan jejak dalam bidang ekonomi, sosial dan politik. Selama 300 tahun pemerintahan kolonial Spanyol eksploitasi kekayaan mineral di wilayah Bolivia, yang merupakan tulang punggung ekonomi Bolivia. Dalam eksploitasi kolonial Spanyol menggunakan tenaga kerja paksa suku Indian di Bolivia, hasil kekayaan mineral berupa perak, timah dan barang tambang lainnya di ekspor ke negara Spanyol. Salah satu wilayah Bolivia yaitu di Potosi merupakan penghasil perak terbesar di dunia Barat. Dengan demikian Spanyol telah memgunakan sistem merkantilise di daerah koloninya.


Setelah mengalami penjajahan Spanyol dan Portugal selama tiga abad, maka timbul hasrat rakyat daerah-daerah jajahan tersebut untuk merdeka. Namun perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa Amerika Latin tidak berlangsung secara serentak, akan tetapi secara masing-masing setiap daerah jajahan.


Pada umumnya hasrat untuk meretakan belenggu penjajahan asing dipengaruhi dua faktor penyebab yaitu intern dan ekstern. Faktor internnya berasal dari sistem kolonialisme sendiri. Dalam sistem ini rakyat daerah jajahan diperlakuan secara tidak adil, diperas, demi kepentingan sistem merkantilisme ekonomi, rakyat harus bekerja keras, pajak dipungut terlalu tinggi, hak-hak asasi diinjak-injak, dan rakyat dibiarkan tidak terdidik. Sistem kolonialisme dilaksanakan melalui tiga unsur kekuasaan bersama, yaitu negara, yang diwakili oleh para pejabat administrasi kolonial, gereja yang diwakili oleh pendeta khatolik, dan tentara, yang pada umumnya terdiri dari para petualang fisik.


Sedangkan faktor ekstern berasal dari luar sistem kolonialisme sendiri. Komunikasi rakyat daerah jajahan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan dunia luar merupakan inspirasi yang terbesar bagi tumbuhnya gagasan-gagasan baru dalam menemukan cara-cara memperjuangkan kemerdekaan. Adanya kesempatan kecil bagi beberapa gelintir rakyat golongan kaya untuk mengenyam pendidikan di luar negeri, dan timbulnya kejadian-kejadian di dunia yang bersifat humanistis dan revolusioner, seperti Revolusi Amerika, Revolusi Perancis, Revolusi Inggris dan Kejadian-Kejadian di Inggris serta Penyerbuan Napoleon, sangat mempengaruhi cara berpikir dan perjuangan rakyat-rakyat Amerika Latin yang terjajah. Seperti halnya dengan Bolivia yang menjadi daerah koloni Spanyol. Pertambangan perak di Bolivia memberi konstribusi bagi keuangan Spanyol, dan bangsa Spanyol mempekerjakan rakyat Bolivia sebagai budak untuk bekerja di pertambangan.


Negara Bolivia dahulunya bernama Peru Atas ( Upper Peru), rakyat Bolivia memberontak pada tahun 1808, 1810, dan 1815 namun mengalami kegagalan. Seorang bangsawan militer yaitu Simon Boliviar, mengirimkan dua ekspedisi pada tahun 18822-1823, akan tetapi baru berhasil setelah Pertempuran Junin. Pada tanggal 5 Januari 1825, Boliviar mengumumkan kemerdekaan dari Spanyol di La Paz. Pasukan terakhir Spanyol menyerah tanggal 1 April. Kemudian Boliviar diangkat sebagai ” bapak Peru Atas”, yang pada tanggal 25 Agustus negara ini mengubah namannya Bolivia, sebagai penghargaan jasa-jasa “Libertador”. ( Hidayat Mukmin 1981:35).


Republik Bolivia adalah sebuah negara di Amerika Selatan yang berbatasan dengan Brasil di sebelah utara dan timur, sedangkan bagian selatan berbatasan dengan Paraguay dan Argentina, serta bagian barat berbatasan dengan Chili dan Peru. Di antara negara-negara di Amerika Selatan, wilayah Bolivia merupakan negara yang tertinggi dan terpencil. Negara ini adalah salah satu penghasil koka dan timah terbesar di dunia. Luas wilayah Bolivia sekitar 424.135 mil² (1.098.581 km². Dengan demikian Bolivia adalah negara terbesar ke-28 (setelah Ethiopia). Ukurannya sama seperti Mauritania.


Bolivia adalah salah satu anggota Komunitas Negara Andes (Comunidad Andina de Naciones), yang bergabung dengan negara lainnya seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan Venezuela (dalam proses keluar). Pada tahun 1996, ditandatangani Pacto Andino Grupo Andino. Komunitas Negara Andes adalah organisasi regional yang bergerak di bidang ekonomi dan politik yang dibentuk pada tanggal 26 Mei 1969. Markasnya berada di Lima, Peru.

Bolivia adalah negara pedalaman, yang berarti setiap perbatasan Bolivia adalah perbatasan dengan negara lain, sehingga tidak memiliki laut. Dahulu Bolivia memiliki pesisir di Samudra Pasifik, namun hilang pada tahun 1979 akibat Perang Pasifik. Bagian barat Bolivia adalah jajaran pegunungan Andes. Pegunungan tertinggi di Bolivia disebut Nevado Del Sajama dan terdapat kota Oruro. Meskipun bagian negara sangat tinggi yang berupa daerah pegunungan, akan tetapi terdapat bagian wilayah yang datar, dan bagian negara yang hampir mendekati permukaan laut. Selain itu juga ada bagian wilayah Bolivia yang tertutup oleh hutan hujan Amazon, dan danau besar yang merupakan danau tertinggi di dunia, yaitu Danau Titicaca. Ada beberapa pusat kota utama di Bolivia yakni; La Paz, Santa Cruz de la Sierra dan Cochabamba.


Sebaran etnis di Bolivia diperkirakan 30% Amerindian berbahasa Quechua dan 25% Amerindian berbahasa Aymara. Sebagian besar penduduk asli Bolivia adalah orang Quechua (2,5 juta), Aymara (2 juta), kemudian Chiquitano (180.000), dan Guarani (125.000). Sisanya 30% adalah Mestizo (campuran Eropa dan Amerindian), dan sekitar 15% orang berkulit putih. Penduduk kulit putih terbesar adalah criollo, yang terdiri atas keluarga keturunan asli Spanyol. Kelompok kecil lainnya yang menghuni negara Bolivia diantaranya adalah orang Jerman yang mendirikan maskapai penerbangan nasional Lloyd Aereo Boliviano, orang Italia, Amerika, Basque, Kroasia, Rusia, Polandia, dan penduduk yang lainnya. Perlu diketahui bahwa masyarakat Afro-Bolivia yang berjumlah lebih dari 0,5%, penduduknya terdiri dari orang Afrika yang diangkut ke Brazil untuk bekerja dan kemudian pindah ke arah selatan (Bolivia). Mereka sebagian besar dipusatkan di kawasan Yungas (provinsi Nor Yungas dan Sud Yungas) di departemen of La Paz, sekitar 3 jam dari kota La Paz. Ada juga orang Jepang dan Timur Tengah yang sebagian besar mendiami Santa Cruz de la Sierra, hidup dari perdagangan.


Bolivia adalah salah satu negara yang kurang berkembang di Amerika Selatan. Hampir dua pertiga penduduknya, sebagian besar petani subsisten, hidup dalam kemiskinan. Kepadatan penduduk berkisar dari kurang dari 1 jiwa/km persegi di dataran tenggara hingga sekitar 10 jiwa/km persegi (25 per mi2) di tengah dataran tinggi. Sejak 2006, penduduknya bertambah sekitar 1,45% per tahun. La Paz adalah ibukota tertinggi di dunia pada 3.600 m (11.800 kaki.) di atas permukaan laut. Kota yang berdekatan adalah El Alto, pada 4.200 m (13.800 kaki) dpl, merupakan salah satu kota yang paling cepat berkembang di Belahan Barat. Santa Cruz sebagai pusat perdagangan dan industri di dataran rendah bagian timur, juga sedang mengalami pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi.


Mayoritas agama Bolivia adalah Katolik Roma sebagai agama resmi, namun agama Protestan juga berkembang pesat. Sedangkan pemeluk agama Islam yang dibawa oleh keturunan Timur Tengah sangat sedikit. Selain itu juga terdapat komunitas Yahudi kecil yang hampir semuanya berasal dari Ashkenazi. Lebih dari 1% orang Bolivia mempraktekkan kepercayaan Baha’i. Ada pula koloni orang Mennonit di departemen Santa Cruz. Sekitar 80% penduduknya berbahasa Spanyol sebagai bahasa ibu, dan sisanya berbahasa Aymara dan Quechua. Tingkat melek huruf rendah khususnya didaerah-daerah pinggiran kota. Namun menurut CIA tingkat melek huruf di negara Bolivia 87% yang lebih besar daripada tingkat melek huruf di Brazil atau negeri-negeri Timur Tengah lainnya. Perkembangan budaya Bolivia masa kini terbagi atas 3 periode berbeda yaitu periode pra-Columbus, kolonial, dan republik. Reruntuhan arkeologi, ornamen emas dan perak, monumen batu, keramik, dan tenunan tetap dari beberapa budaya pra-Columbus yang penting. Reruntuhan utama termasuk Tiahuanacan, Samaipata, Incallajta, dan Iskanawaya.


Bangsa Spanyol membawa kebudayaan, seni, dan agamanya sendiri yang dikembangkan oleh penduduk asli dan keturunan mestizo, kemudian berkembang menjadi gaya arsitektur, lukisan, dan pahatan yang kaya dan istimewa yang dikenal sebagai "Mestizo Baroque". Masa kolonial tak hanya memproduksi lukisan Perez de Holguin, Flores, Bitti, dan lain-lain, namun juga terdapat beberapa karya lain seperti pemahat batu, pemahat kayu, perajin emas, dan pengrajin perak terlatih namun karya mereka kurang dikenal. Sebuah alat musik barok keagamaan asli dari masa kolonial ditemukan di tahun-tahun terkini dan telah dipertunjukkan di kancah internasional dan mendapat pengakuan sejak 1994.


Bolivia tetap menjadi negara termiskin di Amerika Selatan setelah Guyana. Hal ini berkaitan dengan tingginya korupsi dan peran imperialisme kekuatan asing di negeri itu sejak koloniasasi. Negeri ini kaya akan sumber daya alam, sehingga dijuluki "keledai yang duduk di atas tambang emas". Lepas dari pertambangannya yang terkenal, yang ditemukan oleh bangsa Inka dan kemudian dieksploitasi oleh bangsa Spanyol, Bolivia memiliki ladang gas alam terbesar ke-2 di Amerika Selatan setelah Venezuela. Selain itu wilayah El Mutun di departemen Santa Cruz terdapat 70% besi dan magnesium dunia. PDB Bolivia pada 2002 berjumlah 7,9 miliar dolar AS. Perkembangan ekonomi sekitar 2,5% setahun dan inflasi diperkirakan antara 3% dan 4% pada 2002 (di bawah 1% pada 2001).


Keadaan ekonomi terkini Bolivia yang kurang maju dapat dihubungkan dengan beberapa faktor dari 2 dasawarsa terakhir. Faktor utama yang mempengaruhi ekonomi Bolivia adalah turunnya harga perak secara drastis pada awal 1980-an yang berdampak pada sumber pendapatan utama Bolivia satu diantaranya yaitu industri pertambangan. Faktor kedua yang mempengaruhi perekonomian Bolivia muncul pada akhir Perang Dingin di akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an karena bantuan ekonomi ditarik oleh negara-negara barat yang sebelumnya telah mencoba menjaga rezim pasar bebas melalui bantuan keuangan. Faktor ekonomi ketiga berasal dari penghapusan panen koka yang didukung AS, karena 80% koka dimanfaatkan untuk produksi kokain dunia. Dengan adanya pengurangan penanaman koka mengakibatkan perekonomian Bolivia merosot, khususnya kelas petani.


Sejak tahun 1985, Pemerintah Bolivia telah mewujudkan program jangka panjang atas stabilisasi makroekonomi dan reformasi struktural yang ditujukan untuk memelihara kestabilan harga, menciptakan keadaan perkembangan terus menerus, dan mengurangi kelangkaan. Perbaikan layanan bea cukai di tahun-tahun terkini telah meningkatkan keterbukaan di wilayah ini. Perubahan struktural terpenting dalam ekonomi Bolivia telah melibatkan kapitalisasi sejumlah perusahaan sektor publik. Kapitalisasi yang dimaksud adalah bentuk swastanisasi di mana investor mendapat saham 50% dan kendali manajemen perusahaan umum dengan menyetujui investasi langsung ke perusahaan selama beberapa tahun tanpa harus membayar tunai ke pemerintah.


Reformasi legislatif paralel telah menutup kebijakan pasar bebas, khususnya sektor hidrokarbon dan telekomunikasi, yang telah mendorong investasi swasta. Investor asing dilampirkan dalam laporan nasional, dan keberadaan perusahaan asing tidak dibatasi di Bolivia. Program kapitalisasi telah berhasil dalam mendorong investasi asing secara besar-besaran di Bolivia ($1,7 miliar dalam saham selama 1996-2002), arus investasi tersebut telah surut di tahun-tahun terkini karena investor menyelesaikan kewajiban kontrak kapitalisasinya.


Dataran tinggi Bolivia, telah dihuni selama 21.000 tahun yang lalu, yang merupakan bagian dari budaya Indian Amerika Selatan sebelum kedatangan orang-orang Spanyol. Pada 600 SM, kerajaan Indian pertama yaitu Tiahuanacan, muncul di dataran tinggi diantara pegunungan, yang dikenal sebagai Altiplano. Imperium ini, terpusat dibagian tenggara Danau Titicaca dan terdapat pusat-pusat perkotaan di sekitar danau tersebut. Tiahuanacan merupakan pusat perdagangan dan agama, dan dampak budaya yang tersebar luas melampaui batas-batas Bolivia saat ini. Runtuhnya imperium Tiahuanacan tidak diketahui, namun dengan keruntuhan pengaruh Tiahuanacan mengakibatkan munculnya kerajaan Aymara yaitu etnis paling kuat yang terletak di daerah padat penduduk sekitar Danau Titicaca. Aymara, terdiri dari etnis yang kejam dan buas. Mereka tinggal di kota-kota berbenteng di puncak bukit, memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dengan kondisi iklim yang unik di wilayah ini dan mereka meningkatkan suplai makanan melalui irigasi serta proses pembekuan dan pengeringan tanaman.


Aymara mendominasi Uru, yang merupakan kelompok etnis terbesar di Andes selatan sebelum kedatangan Columbus. Namun Aymara gagal melakukan ekspensi ke Cuzco (Peru sekarang) yang dihuni oleh etnis ketiga terbesar yaitu Quechua yang juga muncul setelah runtuhnya imperium Tiahuanacan. Awal abad ke- 15, Quechua, yang kemudian dikenal sebagai Inca merupakan kelompok yang paling kuat di dataran tinggi utara. Sedangkan kerajaan Aymara di selatan menjadi lemah sehingga pada pertengahan abad ke- 15, suku Inca berhasil menaklukan suku Aymara.


Dataran tinggi Bolivia dikenal sebagai Kollasuyo, sebuah wilayah padat penduduk dengan kekayaan ekonomi dan mineral besar dan merupakan salah satu dari empat unit administratif Kerajaan Inca. Pejabat tertinggi Kollasuyo bertanggung jawab hanya kepada Inca (raja) dan diawasi sekelompok gubernur provinsi, yang anggota juga terdiri dari bangsawan Aymara. Meskipun tujuan mereka membentuk pemerintahan yang terpusat, namun Inca tidak mengubah dasar organisasi kerajaan Aymara yang tetap relatif otonom. Bangsa Aymara juga mampu mempertahankan budaya, agama lokal, dan bahasa mereka. Pada tahun 1470, suku Aymara memberontak melawan kekuasaan Inca. Namun pemberontakan itu tidak berhasil. Akibat dari pemberontakan tersebut suku Inca mengirim koloni suku Quechua ke wilayah Aymara, terutama ke lembah-lembah bagian selatan dan tengah (Cochabamba dan Sucre sekarang). Pada awal abad ke- 16, suku Inca telah berkuasa sepenuhnya atas Kollasuyo. Pada tahun 1524 Francisco Pizarro, Diego de Almagro, dan Hernando de Luque melakukan perlayaran pertama ke wilayah selatan disepanjang pantai Pantai Pasifik dari Panama untuk mengkonfirmasi keberadaan legendaris dari tanah emas yang disebut “Biru” atas nama bangsa Spanyol. Namun setelah raja Huayna Capac meninggal pada tahun 1527, kerajaan Inca mulai melemah karena faktor intern yaitu adanya perebutan kekuasaan antara Huascar dan Atahualpa (anak Huayna Capac) yang mengakibatkan perang saudara. Perang tersebut dimenangkan oleh Atahualpa yang dibantu oleh Spanyol dibawah pimpinan Pizzaro. Namun pada akhirnya, Spanyol berhasil menaklukan kerajaan Inca. (http://translate.googleusercontent.com/translate).


Terkenal sejak masa kolonial Spanyol untuk kekayaan mineral, Bolivia modern pernah menjadi bagian dari kerajaan Inca kuno. Setelah Spanyol mengalahkan Inca pada abad ke-16, mayoritas penduduk Bolivia Indian dikurangi dari perbudakan dan dideportasi ke daerah terpencil disekitar pegunungan Andes untuk melindungi Indian Bolivia dari penyakit Eropa yang menghancurkan Indian Amerika Selatan lainnya. Namun keberadaan kelompok adat besar dipaksa untuk hidup di bawah kekuasaan penjajah. Mereka menciptakan sebuah masyarakat berlapis, yaitu kaya dan miskin yang berlanjut sampai saat ini.


Pada akhir abad ke-17, kekayaan mineral sudah mulai mengering. Tanggal 5 Januari 1825, Bolivia mencapai kemerdekaan dari tangan Spanyol dan hari ini disebut sebagai hari nasional. Penjajahan Spanyol atas Bolivia bermula sejak abad ke 16 dengan merompak kekayaan pertambangan negara ini. Pada era penjajahan Spanyol terhadap Bolivia, banyak kebangkitan dan gerakan yang dipimpin oleh Simon Bolivar seorang aktivis terkenal Amerika Selatan. Revolusi ini bermula pada tahun 1809 dan berkembang secara gradual ke seluruh negara dan berakhir dengan kemerdekaan. Untuk mengenang jasa perjuangan dan pengorbanan Simon Bolivar dalam mencapai kemerdekaan maka negara ini diberi nama Bolivia. Bolivia mempunyai luas wilayah 1,1 juta km persegi yang terletak di barat Amerika Selatan dan bertetangga dengan Peru, Chili, Argentina dan Brazil.


Invasi dari Semenanjung Iberia pada 1807-1808 oleh pasukan Napoleon terbukti penting bagi perjuangan kemerdekaan di Amerika Selatan. Penggulingan Dinasti Bourbon dan penempatan Joseph Bonaparte di atas takhta Spanyol menguji loyalitas elit lokal di Peru Atas, namun ada beberapa pertentangan dari kaum otoritas yang mendukung Junta Tengah (Central Junta) di Spanyol. Akibatnya kekuasaan Ferdinand VII dapat digulingkan. Beberapa kaum liberal penuh semangat menyambut reformasi pemerintahan kolonial yang dijanjikan oleh Joseph Bonaparte. Sedangkan kaum radikal menginginkan kemerdekaan untuk Peru Atas (Bolivia).


Konflik otoritas ini mengakibatkan perebutan kekuasaan lokal di Peru Atas antara 1808 dan 1810 dan merupakan tahap pertama dari upaya untuk mencapai kemerdekaan. Pada tahun 1808, Ramon Garcia Leon de Pizarro (kaum konserfatif), menuntut keadilan dengan Junta Pusat. Pada tanggal 25 Mei 1809, ketegangan tumbuh ketika criollos radikal juga menolak untuk mengakui junta karena mereka menginginkan kemerdekaan, dengan melakukan aksi turun ke jalan. Pemberontakan ini merupakan pemberontakan yang pertama di Amerika Latin, yang di pelopori oleh kaum otoritas.


Pada tanggal 16 Juli 1809, kaum criollos ( keturunan Eropa asli ) dan mestizo (campuran keturunan Eropa dan Indian) yang dipimpin oleh Pedro Domingo Murillo melakukan pemberontakan di La Paz dan menyatakan sebuah negara merdeka di Peru Atas yang mengatasnamakan Ferdinand VII. Loyalitas terhadap Ferdinand digunakan sebagai taktik untuk melegitimasi gerakan kemerdekaan.


Selama tujuh tahun berikutnya, Peru Atas menjadi medan pertempuran bagi pasukan Republik Argentina dan pasukan royalis dari Peru. Meskipun royalis mundur, namun gerilyawan menguasai sebagian besar daerah pedesaan, mereka membentuk enam republiquetas besar, atau zona pemberontakan. Di zona ini, patriotisme lokal yang akhirnya berkembang menjadi perjuangan untuk kemerdekaan.


Pada tahun 1817 Peru Atas relatif tenang dan di bawah kendali Lima. Setelah tahun 1820 Partai Konservatif criollos didukung Pedro Antonio de Olaneta, penduduk asli Charcas, yang tidak menerima langkah-langkah gubernur dari Spanyol untuk mendamaikan koloni, setelah revolusi Partai Liberal di Spanyol. Olaneta berpendapat bahwa tindakan tersebut mengancam otoritas kerajaan, sehingga Olaneta menolak untuk bergabung dengan pasukan royalis atau tentara pemberontak di bawah komando Simon Bolivar Palacio dan Antonio Jose de Sucre Alcala. Perjuangan untuk kemerdekaan mendapatkan dorongan baru setelah 9 Desember 1824, dalam Pertempuran Ayacucho dengan tentara gabungan yang berjumlah 5.700 orang yang terdiri atas Gran Kolombia dan Peru di bawah komando Antonio Jose de Sucre dapat mengalahkan tentara kaum royalis yang berjumlah 6.500 orang dan berhasil menangkap pemimpinnya, Jose de la Serna. Gabungan tentara Gran Kolombia dan Peru sudah membebaskan Ekuador dan Peru. Setelah Pertempuran Ayacucho, pasukan royalis yang tersisa di bawah komando Antonio Pedro Olaneta, menyerah setelah Olaneta meninggal di Tumusla pada tanggal 2 April 1825. Pada akhirnya Peru berhasil dibebaskan oleh Boliviar dan Sucre dalam pertempuran Junin (6 Agustus 1824) dan pertempuran Ayacucho (9 Desember 1824). Ini merupakan pertempuran terbesar yang terakhir melawan kekuasaan Spanyol di Amerika Latin. Kemudian Bolivar mengumumkan kemerdekaan Peru Atas dari Spanyol pada tanggal 5 Januari 1825 di La Paz.


Simon Bolivar, presiden Gran Kolombia dan Peru pada waktu itu dan Sucre, menentang kemerdekaan Peru Atas, namun para pemimpin lokal baik mantan royalis seperti Casimiro Olaneta (Jenderal Olaneta), dan para pejuang lainnya mendukung kemerdekaan Bolivia. Maka pada tanggal 6 Agustus 1825 Sucre menyatakan Deklarasi Kemerdekaan Peru Atas di kota yang sekarang menyandang namanya dan mengangkat Bolivar sebagai “Bapak Peru Atas”. Kemudian untuk mengenang jasa-jasa Bolivar, pada tanggal 25 Agustus 1825 negara Peru Atas diubah menjadi “Bolivia”. Sejak saat itu, para elit lokal mendominasi kongres dan meskipun mereka mendukung pemerintahan Sucre namun tetap terjadi insiden yang berupaya untuk menggulingkan kekuasaan Sucre. Pada bulan April 1828, Sucre mengundurkan diri dari jabatan presiden Bolivia dan kembali ke Venezuela. Setelah pengunduran Sucre, para elit lokal mengadakan kongres di La Paz dan dipilih Andres de Santa Cruz presiden baru Bolivia.

Kamis, 11 Juni 2015

Profil Negara Bhutan




1.Thimpu, adalah ibukota dan kota terbesar di Bhutan

2. Kota ini menjadi ibukota Bhutan pada tahun 1961

3.Thimphu, sebagai pusat politik dan ekonomi dari Bhutan, memiliki pertanian dan peternakan basis dominan, yang berkontribusi 45% dari GNP negara. Pariwisata, meskipun kontributor ekonomi, diatur secara ketat, menjaga keseimbangan antara tradisional, pengembangan dan modernisasi. Thimphu berisi sebagian besar bangunan politik yang penting di Bhutan, termasuk Majelis Nasional demokrasi parlementer yang baru terbentuk dan Dechencholing Istana , kediaman resmi Raja, yang terletak di sebelah utara kota. Sebagai kota metropolitan dan ibukota, Thimphu dikoordinasikan oleh “Thimphu Struktur Plan”, sebuah Rencana Pembangunan Perkotaan yang berkembang pada tahun 1998 dengan tujuan melindungi ekologi rapuh lembah. Perkembangan ini berlangsung dengan bantuan keuangan dari Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.



4.Sejak saat ini tanah olahraga telah sangat penting ke kota, sepak bola, pertandingan kriket dan kompetisi memanah berlangsung di sana . Yang modern Stadion Changlimithang dibangun di situs pada tahun 1974. Di bawah Dinasti Wangchu, negara menikmati perdamaian dan kemajuan di bawah raja reformis yang berurutan

5.Bhutan bergabung dengan Colombo Plan pada tahun 1962, International Postal Union pada tahun 1969 dan menjadi anggota PBB pada tahun 1971.Kehadiran Misi Diplomatik dan Organisasi Pendanaan Internasional di Thimphu mengakibatkan ekspansi yang cepat dari Thimphu sebagai metropolis.

6.Kota ini mengalami barat daya monsoon yang dipengaruhi iklim dataran tinggi subtropis yang hangat, iklim. Curah hujan monsun barat daya terjadi selama pertengahan Juni sampai September. Kilat dan guntur sering mendahului curah hujan di wilayah dengan cumulonimbus awan dan hujan ringan mendominasi cuaca



7.Menurut sensus dari tanggal 31 Mei 2005, penduduk kota adalah 79.185 dengan kepadatan 3029 per km ², dengan 92.929 di atas lahan seluas 1.843 kilometer persegi (712 sq mi) di seluruh kabupaten; sosok yang sesuai diproyeksikan pada tahun 2010 untuk kabupaten adalah 104.200

12 Fakta Menarik Bhutan dan Fotonya



Biksu Muda Bhutan



Bhutan adalah sebuah negara kecil di Asia Selatan yang berbentuk Kerajaan dan dikenal dengan Negeri Naga Guntur. Wilayahnya terhimpit antara India dan Republik Rakyat Tiongkok. Nama lokal negara ini adalah Druk Yul, artinya "Negara Naga". Gambar nagapun didapati di benderanya. Karena keindahannya, egara ini dijuluki Shangri-La terkhir. Berikut ini adalah fakta unik dan menarik tentang Bhutan dan fotonya.


1.Nama aslinya Druk Yul
Nama lokal negara ini adalah Druk Yul, artinya "Negara Naga". Gambar nagapun didapati di benderanya.


2.Nama Bhutan berasal dari Bahasa Sanskerta
'Bhutan' mungkin diturunkan dari kata Sanskerta 'Bhu-Uttan भू-उत्थान)' yang berarti 'Tanah Tinggi'. Dalam teori lain Sanskertanisasi, 'Bhots-ant भोट-अन्त' berarti 'ujung Tibet' atau 'selatan Tibet'. Namun beberapa orang Bhutan menyebut negeri mereka 'Druk Yul' dan penduduknya 'Drukpa'. Nama Dzongkha (dan Tibet) untuk negeri ini ialah 'Druk Yul' (Tanah Naga Guntur).


3.Bahasanya merupakan rumpun Bahasa Tibet
Bahasa nasional adalah Dzongkha, salah satu dari 53 bahasa dalam keluarga bahasa Tibet. Tulisannya, disebut Chhokey ("Bahasa Dharma"), identik dengan tulisan Tibet. Pemerintah mengelompokkan 19 bahasa-bahasa terkait di sana sebagai dialek bahasa Dzongkha. Lepcha diucapkan di barat Bhutan; Tshangla, kerabat dekat Dzongkha, diucapkan meluas di bagian timur. Khengkha diucapkan di tengah Bhutan. bahasa Nepal diucapkan meluas di selatan. Di sekolah bahasa Inggris ialah media instruksi dan Dzongkha diajarkan sebagai bahasa resmi. Ethnologue mendaftarkan 24 bahasa yang kini diucapkan di Bhutan, semuanya dari keluarga Tibet-Burma, kecuali Nepal, sebuah bahasa Indo-Arya. Bahasa-bahasa di Bhutan tetap tak terciri dengan baik, dan beberapa buah belum tercatat dalam tatabahasa akademis. Bahasa Inggris juga punya kedudukan resmi kini.


4.Mempunyai mata uang yang namanya cukup aneh
Ngultrum adalah mata uang Bhutan. Ngltrum telah menjadi mata uang dari Bhutan sejak tahun 1974. Ngultrum dibagi menjadi 100 chhertum. Nilainya disetarakan dengan Rupee India.


5.Mayoritas agamanya adalah Buddha
Walaupun Bhutan adalah salah satu negara Asia Selatan, agama mayoritasnya bukanlah Hindu, melainkan Buddha Tibet.


6.Negara Paling Bahagia di Dunia meskipun sangat miskin
Bhutan disebut sebagai “Shangrilla di kaki gunung Himalaya” yang 97% rakyatnya menganggap diri mereka sangat berbahagia.Bukannya kebahagiaan yang berasal dari pemuasan nafsu dunia fana, melainkan berasal dari iman dan konsep tahu-cukup.Orang Bhutan beranggapan kemiskinan yang sesungguhnya adalah apabila tak mampu beramal kepada orang lain, mereka sudah sangat puas asalkan memiliki sawah dan rumah.


Dikarenakan mereka adalah umat Budha, maka mereka tidak membunuh makhluk berjiwa, itulah sebabnya mereka mengimpor daging dari India. Namun demikian di atas meja makan jarang terlihat makanan jenis daging, melainkan makan sayur-sayuran atau produk dari susu sudah membuat mereka puas.


Pengalaman kebahagiaan Bhutan berasal dari Jigme Singye Wangchuck IV, sang mantan raja yang tidak mendahulukan perkembangan ekonomi melainkan mendirikan sebuah negara yang berbahagia sebagai amanah jabatannya, dengan kesetaraan, kepedulian dan konsep ekologi menyulap Bhutan menjadi negara besar dalam hal kebahagiaan.


Pada 2005, Bhutan menjadi fokus berbagai media besar seantero dunia, “Model Bhutan” ciptaannya, teori Gross National Happiness (GNH) yang ia usulkan memperoleh perhatian seksama masyarakat internasional dan menjadi tema pelajaran ilmu ekonomi yang digandrungi para pakar dan institut penelitian sebagian negara seperti AS, Jepang dan lain-lain. Konsep “baru” dalam pandangan negara maju pada abad-21 ini, di Bhutan diam-diam telah dijalankan selama hampir 30 tahun lamanya.
Yang disebut “Model Bhutan” ialah mementingkan perkembangan yang seimbang antara materi dan spiritual, perlindungan terhadap lingkungan hidup dan proteksi terhadap kebudayaan tradisional diletakkan di atas perkembangan ekonomi, standar untuk pengukuran perkembangan ialah Gross National Happiness (GNH).


7.Negaranya diatas Pegunungan Himalaya
Jika kita melihat Bhutan di peta, maka akan terlihat kalau seluruh Bhutan berada di dataran yang cukup tinggi.


8.Hanya 8 pilot yang menguasai Bandar Udaranya
Seperti dikutip VIVAnews.com dari laman dailymail.co.uk, karena proses pendaratan yang berbahaya di bandara ini, hanya 8 pilot di dunia yang lolos kualifikasi. Hingga Juli 2011, tercatat hanya ada satu maskapai penerbangan yang diperkenankan menggunakan fasilitas ini yaitu Druk Air. Panjang lintasan bandara ini diketahui hanya 6.500 kaki. Hal ini membuat Bandara Paro merupakan salah salah bandara terpendek di atas laut. Pesawat yang akan mendarat di wilayah ini harus berupaya sekuat tenaga melewati puluhan rumah yang tersebar di sisi gunung dengan ketinggian atap cukup menjulang.Hembusan angin yang kencang sepanjang bukit, seringkali menyebabkan turbulensi pada badan pesawat. Para penumpang yang pernah memiliki pengalaman melintasi bandara ini menjulukinya sebagai pendaratan paling mengerikan.


9.Banyak benteng dan kuil yang masih terjaga arsitekturnya
Banyak sekali benteng-benteng arsitekturnya sangat indah yang masih berdiri. Benteng-benteng ini disebut Dzong dalam bahasa setempat. Foto-foto dari banyak Dzong ini ada dibawah.


10.Pemimpin yang sangat sadar dan rendah diri
Pemerintahan yang dijalankan dengan kekuasaan monarki absolut berakhir ketika konstitusi baru dan pemilihan perdana menteri dilaksanakan. Raja Jigme Singye Wangchuck yang memimpin sejak tahun 1972 mengumumkan menggelar pemilu tahun 2008, sekaligus turun tahta. Pengumuman disampaikan dihadapan 8.000 penggembala hewan yak, biksu, petani, dan siswa pedesaan pada 18 Desember 2005. Pengumuman disebarkan melalui harian Kuensel. Sebelumnya, raja memperkenalkan rancangan konstitusi dan menyatakan pensiun pada usia 65 tahun. Atas ide ini, sebagian rakyat tidak sependapat karena kuatir terjadinya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), namun pada tahun 2006 sang raja mengundurkan diri dan digantikan oleh puterandanya.


11.Sejarah Bhutan yang hilang
Sejarah awal Bhutan tidak jelas, karena sebagian besar catatan telah musnah setelah kebakaran di Punakha, ibukota kuno pada 1827. Dari abad ke-10, perkembangan politik Bhutan amat dipengaruhi oleh sejarah religiusnya. Berbagai anak sekte Buddha muncul yang dilindungi oleh berbagai maharaja Mongol dan Tibet. Setelah runtuhnya bangsa Mongol pada abad ke-14, anak-anak sekte itu bersaing satu sama lain demi supremasi dalam bentang politik dan agama, akhirnya menimbulkan naiknya anak sekte Drukpa di akhir abad ke-16.


Hingga abad ke-17, Bhutan ada sebagai fiefdom yang saling berperang hingga dipersatukan oleh lama Tibet dan pemimpin militer Shabdrung Ngawang Namgyal. Untuk mempertahankan negerinya dari penggarongan yang sebentar-sebentar dilakukan bangsa Tibet, Namgyal membangun sebuah jaringan dzong (benteng) tak terkalahkan, dan mengumumkan kode hukum yang membantu membawa raja-raja setempat di bawah kendali terpusat. Banyak dari dzong itu yang masih ada. Setelah kematian Namgyal pada 1651, Bhutan jatuh dalam suasana anarkis. Mengambil keuntungan dari kekacauan itu, orang Tibet menyerang Bhutan pada 1710, dan kembali pada 1730 dengan bantuan orang Mongol. Kedua serang itu berhasil digagalkan, dan gencatan senjata ditandatangani pada 1759.


12.Ekonomi Bhutan
Meski menjadi salah satu yang terkecil di dunia, ekonomi Bhutan telah berkembang pesat sekitar 8% pada 2005 dan 14% pada 2006. Per Maret 2006, pendapatan per kapita Bhutan adalah US$1.321 yang membuatnya tertinggi di Asia Selatan. Standar hidup Bhutan berkembang dan merupakan salah satu yang terbaik di Asia Selatan.


Ekonomi Bhutan adalah salah satu yang terkecil dan kurang berkembang di dunia, yang berbasis pertanian, kehutanan, dan penjualan PLTA ke India. Pertanian menyediakan mata pencaharian buat lebih dari 80% penduduk. Praktek agraria sebagian besar terdiri atas pertanian subsisten dan peternakan hewan. Kerajinan tangan, khususnya menjahit dan produksi seni keagamaan untuk altar rumah merupakan industri kecil milik rakyat dan sumber sekian pendapatan. Pemandangan yang berbeda dari pegunungan berbukit yang kasar membuat pembangunan jalan dan infrastruktur lainnya sulit dan mahal. Ini, dan tiadanya akses ke laut, menyebabkan Bhutan tidak pernah bisa dapat untung dari perdagangan yang signifikan dari produknya. Kini Bhutan currently tak memiliki jalur kereta api, meski Indian Railways merencanakan menghubungan Bhutan selatan dengan jaringannya yang luas di bawah persetujuan yang ditandatangani pada Januari 2005.[2] Jalur perdagangan masa lalu antara peguunungan Himalaya, yang menghubungkan India ke Tibet, telah ditutup sejak pengambilalihan militer atas Tibet pada 1959 (meski kegiatan penyelundupan tetap membawa barang-barang RRT ke Bhutan).




Gimana, pengen ke Bhutan :v hati-hati lho?


Berikut foto tentang Bhutan.




























Raja Bhutan beserta Ratu



Bhutan, Surga Himalaya Yang Asri Dan Mempesona

Bhutan adalah negara terakhir yang dimiliki oleh dunia sebagai negara yang tidak tercemar polusi, selain itu Pemerintahan Bhutan juga sangat menjaga kelestarian tradisi dan budaya setempat sehingga jumlah kunjungan wisata sangat dibatasi kurang lebih 25.000 orang setahun. Saat ini Bhutan juga dikenal sebagai salah satu destinasi termahal didunia, Ia juga dijuluki Shangrilla (Surga) di Himalaya. Sebagian besar dari negara tersebut masih ditutupi hamparan berwarna hijau nan asri namun, Bhutan tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga aura spiritual yang sangat kental lewat peninggalan vihara-vihara Buddhis. Business Week menobatkan Bhutan sebagai Negara paling bahagia didunia pada tahun 2006 lalu.


Bhutan merupakan salah satu negara Buddhis, hal ini bisa dilihat dari sejarah terbentuknya negara ini tidak terlepas dari unsur Buddhis. Masyarakat Bhutan menyebut Bhutan sebagai ‘Druk Yul’ atau ‘Tempat Naga’. Sebutan ini diberikan oleh seorang Bhiksu di Tibet. Konon ceritanya bahwa Bhiksu tersebut mendengar suara naga untuk menyebarkan Buddha Dharma di satu tempat dan ternyata tempat tersebut adalah Bhutan sekarang ini, maka Bhiksu tersebut pun menyebut Bhutan adalah Druk Yul.

Ikon wisata yang paling terkenal di Bhutan adalah Tiger’s Nest atau Taktsang Monastery yang percis berada pada tebing jurang yang sangat terjal. Tiger’s Nest ini adalah sebuah vihara yang memiliki sejarah bahwa dulu Guru Padmasambhava bermeditasi di goa yang di atas gunung tersebut dengan menaiki harimau terbang dari Tibet. Oleh karena itulah, tempat tersebut oleh masyarakat Bhutan dianggap sangat sakral dan kemudian pun dibangun vihara dekat goa sakral tersebut. Selain itu, tempat wisata yang tidak kalah menarik yaitu di pusat ibukota Bhutan, Thimpu, terdapat rupang Buddha Perunggu Dordenma yang berukuran raksasa setinggi 169 kaki percis dibangun di kaki gunung, yang disebut dengan Buddha Point. Dari puncak itu, para turis dapat melihat keindahan serta keadaan lingkungan alam sekitar kota Thimpu, sehingga tidak heran bila banyak selebritis dunia seperti Leonardi Dicaprio, Tony Leung, dan selebritis kelas atas lainnya yang melangsungkan pernikahan di Bhutan.

Bhutan sungguh merupakan suatu pilihan yang harus dipertimbangkan bagi kita yang ingin menikmati keindahan alam yang masih asri, dan yang paling terutama bagi yang ingin merasakan spiritual yang mendalam. Kita dapat mengunjung Punakha, kota tua di Bhutan untuk menikmati pemandangan menakjubkan hutan pinus dan sungai punakha serta Dochula Pass yang terletak diketinggian 3050 dan memiliki 108 Stupa.

Takin, hewan nasional Bhutan dapat kita lihat di Sangaygang. Beberapa tempat bersejarah seperti Thimphu Dzong (tempat pemerintahan Raja Bhutan), Heritage Museum yang mendeskripsikan peninggalan bersejarah Bhutan dan Natipnal Memorial Chorten yang dibangun untuk menghormati King Jigme Dorji Wangchuk, raja terdahulu.

Berbagai objek wisata religius lainnya dapat dikunjungi selama mengunjungi Bhutan seperti Kyichu Lhakhang yang merupakan salah satu vihara tertua di Bhutan. Lhakhang Jambhay di Bumthang juga patut dikunjungi karena merupakan salah satu dari 108 candi yang dibangun oleh Raja Tibet Sontsen Gompa.

Pingin mengikuti jiarah Dharma (Dharmayatra) ke Bhutan..? Silakan hubungi kami. Jadwal keberangkatan dapat dilihat pada halaman Kegiatan Kami.

Bhuta negara yang paling bahagia di dunia



Mempunyai kehidupan bahagia, jauh dari kriminalitas, dan lingkungan yang sehat siapa yang tidak mau. Nyatanya sekarang semua keinginan tersebut tak hanya jadi angan-angan saja, nyatanya di dunia ini ada negara yang sesuai dengan kriteria diatas. Adalah Negara Bhutan yang sudah diakui sebagai negara paling bahagia di dunia.





Penduduk yang tinggal di Bhutan menjalani kehidupannya dengan bahagia, tidak ada tindak kriminalitas di negara ini, dan lingkungannya sangat sehat menjadikan Bhutan sebagai negara yang sangat bahagia. Lantas apa sih rahasia Negara Bhutan bisa menjadi negara yang bahagia?


Mengutip dari perkataan Eric Weiner seorang traveling yang telah melakukan beberapa perjalanan ke berbagai negara dan salah satunya ke Bhutan. Nah ketika mengunjungi Bhutan ia pun mengalami beberapa hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai negara kecil yang terletak di dataran tinggi di Asia selatan membuat cuaca dan pasokan oksigen di negara ini sangatlah sedikit.


Awal pertama Eric datang ke Bhutan ia merasa sesak nafas. Karena baru pertama kali datang ke Bhutan Eric belum terbiasa dengan lingkungan disana. Dengan ketinggian 2.300 mdpl membuat badan Eric menjadi lebih berat dikarenakan pasokan udara sangatlah tipis selain itu angin yang bertiup sangatlah kencang. Karena takut terjadi apa-apa dengan tubunya Eric pun lantas pergi ke doker.


Apa yang dikatakan dokter membuat Eric terkejut. Ternyata, dia sehat-sehat saja dan badannya tidak bermasalah. Walaupun, Eric sempat panik karena badannya yang langsung drop.
"Anda sebaiknya harus merenungkan kematian paling tidak lima menit setiap hari. Itu akan menyembuhkan Anda," kata sang dokter.
Eric tak habis pikir. Mengapa dia harus merenungkan tentang kematian, suatu hal yang paling menyedihkan. Dan yang membuat Eric makin geleng-geleng kepala, rupanya merenungkan kematian lima kali sehari sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang di Bhutan. Padahal, Bhutan punya standar penilaian Gross National Happiness, suatu badan yang mengukur kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakatnya.


Eric kemudian mendapati fakta yang mencengangkan. Dia membaca buku A Field Guide to Happiness: What I Learned in Bhutan About Living, Loving and Waking Up karangan Linda Leaming. Di situlah dia baru sadar, rahasia Bhutan menjadi negara paling bahagia di dunia adalah masyarakatnya yang selalu merenungkan kematian.


"Saya menyadari, berpikir tentang kematian tidaklah membuat orang tertekan. Itu justru membuat saya menikmati setiap momen dan melihat hal-hal yang mungkin tidak biasa saya lihat. Di Negara Barat, kematian adalah sesuatu yang menyedihkan. Sedangkan di Bhutan, itu adalah bagian dari hidup yang pasti kita lalui," tulis Linda Leaming dalam bukunya.


Bukan berarti orang-orang di Bhutan berani untuk mati. Mereka tetap takut dengan datangnya kematian, tapi justru tidak memikirkan hal itu menjadi masalah. Bhutan pun menawarkan kematian dalam banyak cara, seperti jatuh dari jurang, diserang beruang atau makan jamur beracun.


Suatu penelitian di University of Kentucky pada tahun 2007, ternyata sudah pernah mengungkap korelasi antara mengingat kematian dengan kehidupan yang bahagia. 12 Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama disuruh berpikir tentang kunjungan ke dokter gigi yang menyakitkan dan satunya lagi disuruh merenungkan tentang kematian.


Hasilnya, kelompok pertama dipenuhi rasa ketakutan dan sulit menyelesaikan suatu kalimat misalnya 'Jo sedang....'. Berbeda dengan kelompok kedua, mereka malah dengan mudah membangun kata-kata positif dan penuh dengan sukacita.


Kesimpulannya, kematian suatu hal yang mungkin dianggap mengerikan. Tetapi ketika orang-orang merenungkan hal itu, otak Anda dengan otomatis akan mencari pikiran atau sesuatu yang bahagia.


Itulah rahasia dari Bhutan yang menjadi negara paling bahagia di dunia. Orang-orang di Bhutan yang setiap hari merenungkan kematian, justru membuat mereka makin menikmati hidup tiap detiknya.

Bhutan negara di kaki Himaliya



Bhutan terletak di bawah pegunungan Himalaya, tanahnya tidak subur, hasil tambangnya tidak banyak dan pendapatan warganya tidak tinggi, akan tetapi ia termasuk salah satu negara terbahagia di dunia.



Kerajaan Bhutan yang terletak di bawah pegunungan Himalaya antara Tiongkok dan India, pada 1865 menjadi protektorat Inggris dan 1949 dialihkan kepada India. Nama negara Bhutan dalam bahasa lokal ialah: Druk Yul, yang bermakna Tanah Naga Guruh, lagu kebangsaannya ialah Drukyle (Kerajaan Naga Guruh). Arti Bhutan dalam bahasa Sansekerta ialah “Dataran tinggi di sebelah Tibet”, agama Budha aliran Tibet (Tantrayana) mempengaruhi kepercayaan dan gaya hidup rakyat setempat.

Dalam hal ini bisa dicermati dari bendera kebangsaan Bhutan, yakni bendera nasional Bhutan terbagi oleh garis diagonal yang membentuk 2 segitiga dengan warna kuning emas dan merah jeruk serta pada garis diagonalnya terdapat seekor naga terbang putih.

Bhutan terletak di bawah pegunungan Himalaya, tanahnya tidak subur, hasil tambangnya tidak banyak dan pendapatan warganya tidak tinggi, akan tetapi ia termasuk salah satu negara terbahagia di dunia.


Kerajaan Bhutan yang terletak di bawah pegunungan Himalaya antara Tiongkok dan India, pada 1865 menjadi protektorat Inggris dan 1949 dialihkan kepada India. Nama negara Bhutan dalam bahasa lokal ialah: Druk Yul, yang bermakna Tanah Naga Guruh, lagu kebangsaannya ialah Drukyle (Kerajaan Naga Guruh). Arti Bhutan dalam bahasa Sansekerta ialah “Dataran tinggi di sebelah Tibet”, agama Budha aliran Tibet (Tantrayana) mempengaruhi kepercayaan dan gaya hidup rakyat setempat.

Dalam hal ini bisa dicermati dari bendera kebangsaan Bhutan, yakni bendera nasional Bhutan terbagi oleh garis diagonal yang membentuk 2 segitiga dengan warna kuning emas dan merah jeruk serta pada garis diagonalnya terdapat seekor naga terbang putih.

Bendera nasional Bhutan dan Kupu-kupu Bhutan


Warna kuning emas melambangkan kekuasaan raja; warna merah jeruk adalah warna jubah Lama (biksu) Tibet yang melambangkan kekuatan spiritual agama Budha; naga putih nan bersih melambangkan negara Bhutan ini, sedangkan mutiara putih digenggamannya melambangkan kewibawaan dan kesucian.

Selama ratusan tahun Bhutan tidak memiliki sistem sensus kependudukan yang lengkap, maka itu statistik kependudukan Bhutan tidak akurat, diperkirakan berpenduduk sekitar 700.000 hingga 1.500.000 orang; terutama didominasi suku Tibet dan suku Nepal.Suku Tibet terutama menetap dan tersebar di bagian barat, kurang lebih 65% dari populasi keseluruhan. Suku Nepal tersebar di bagian selatan, sekitar 35%. Selain itu masih ada suku India. Bhutan adalah negara agama yang seluruh warganya beriman, ada sebanyak 75% warga menganut agama Budha Tantrayana aliran Tibet, sebanyak 25% menganut agama Hindu.


Agama Budha aliran Tibet (Tantrayana) mempengaruhi kepercayaan dan gaya hidup setempat.

Pengalaman kebahagiaan Bhutan

Bhutan disebut sebagai “Shangrilla di kaki gunung Himalaya” yang 97% rakyatnya menganggap diri mereka sangat berbahagia.Bukannya kebahagiaan yang berasal dari pemuasan nafsu dunia fana, melainkan berasal dari iman dan konsep tahu-cukup.

Asalkan punya rumah dan sawah, mereka sudah cukup puas.


Orang Bhutan beranggapan kemiskinan yang sesungguhnya adalah apabila tak mampu beramal kepada orang lain, mereka sudah sangat puas asalkan memiliki sawah dan rumah.
Dikarenakan mereka adalah umat Budha, maka mereka tidak membunuh makhluk berjiwa, itulah sebabnya mereka mengimpor daging dari India. Namun demikian di atas meja makan jarang terlihat makanan jenis daging, melainkan makan sayur-sayuran atau produk dari susu sudah membuat mereka puas.

Pengalaman kebahagiaan Bhutan berasal dari Jigme Singye Wangchuck IV, sang mantan raja yang tidak mendahulukan perkembangan ekonomi melainkan mendirikan sebuah negara yang berbahagia sebagai amanah jabatannya, dengan kesetaraan, kepedulian dan konsep ekologi menyulap Bhutan menjadi negara besar dalam hal kebahagiaan.

Pada 2005, Bhutan menjadi fokus berbagai media besar seantero dunia, “Model Bhutan” ciptaannya, teori Gross National Happiness (GNH) yang ia usulkan memperoleh perhatian seksama masyarakat internasional dan menjadi tema pelajaran ilmu ekonomi yang digandrungi para pakar dan institut penelitian sebagian negara seperti AS, Jepang dan lain-lain. Konsep “baru” dalam pandangan negara maju pada abad-21 ini, di Bhutan diam-diam telah dijalankan selama hampir 30 tahun lamanya.

Yang disebut “Model Bhutan” ialah mementingkan perkembangan yang seimbang antara materi dan spiritual, perlindungan terhadap lingkungan hidup dan proteksi terhadap kebudayaan tradisional diletakkan di atas perkembangan ekonomi, standar untuk pengukuran perkembangan ialah Gross National Happiness (GNH).

Raja Wangchuk sangat memperhatikan pelestarian lingkungan hidup Bhutan, ia memberlakukan larangan merokok di seluruh negeri, melarang impor kantong plastik. Selain itu pemerintah menentukan, setiap orang setiap tahun minimal harus menanam 10 batang pohon.

Angka cakupan hutan belantara di Bhutan sebesar 72% berada pada urutan nomor 1 di Asia. Sebanyak 26% tanah di seluruah negeri dijadikan taman nasional.Pada 2005 Bhutan memperoleh hadiah “Pengawal Bumi” dari Pelestarian Lingkungan Hidup PBB (United Nations Environment Programme, UNEP).

Demi melindungi lingkungan hidup dan kebudayaan mereka, Bhutan rela “mengurangi profit” dan mempunyai pertambangan tapi tidak dibuka.Orang Bhutan beranggapan, “Kehidupan yang benar-benar bernilai, bukannya hidup di tempat dimana dapat menikmati materi tingkat tinggi, melainkan memiliki taraf spiritual dan kebudayaan yang kaya.”

Di sebelah selatan ibu kota yakni kota kabupaten Chukha terdapat sebuah saluran bawah tanah sedalam 100 meter yang menuju ke PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Bhutan.
Demi melindungi hutan dan kontur tanah, proyek yang semestinya bisa diselesaikan dalam tempo 4 tahun, mereka malah memilih waktu 12 tahun untuk menembus gunung sejauh puluhan kilometer. Air salju dari gunung yang tinggi dialirkan ke bawah tanah. Sedangkan pada dinding pembangkit listrik itu dipajang 12 lukisan raksasa tentang kisah sang Budha.

Oleh karena tidak menghendaki turis yang meluber dapat merusak tradisi kebudayaan dan ekologi, maka barang siapa yang memasuki Bhutan diharuskan membayar biaya visa sebesar US$ 200 (sekitar Rp 2 juta), membatasi dengan tarif tinggi agar Bhutan tak mengalami pencemaran yang berlebihan yang dibawa dari dunia luar.

Pada akhir 2004, pemerintah Bhutan mengumumkan perintah pelarangan merokok di seluruh negeri. Ini adalah pelarangan merokok total kali pertama di dunia, para warganya dilarang menghisap rokok di tempat umum maupun lokasi terbuka manapun.Bhutan menerapkan aturan umum bahwasanya laki-perempuan harus mengenakan model busana nasional, kaum prianya berupa sepotong rok terusan yang setinggi lutut, disebut sebagai Gol, kaum perempuan dengan model 3 potong, panjangnya mencapai tungkai dan disebut Kira.

Penghasilan Bhutan terutama berasal dari hasil pertanian. Dewasa ini, setiap warga Bhutan diperbolehkan mengajukan permohonan tanah pertanian di desa kepada pihak pemerintah. Mereka membajaknya dengan cara tradisional dan tidak menggunakan pupuk kimia.

Setiap tahun pada Maret hingga November adalah musim pariwisata Bhutan, terutama awal musim semi Bhutan pemandangannya teramat indah, tetapi demi melindungi sumber daya lingkungan hidup, jumlah pelancong tetap dibatasi.

Panorama desa Ura di wilayah Bumthang – Bhutan.

Oleh karena Bhutan belum secara total membuka diri untuk pariwisata, maka jumlah kota pariwisata dengan atraksinya tidak banyak. Sebagai lokasi wisata utama ada di lembah sungai pegunungan Himalaya di wilayah tengah, pasar minggu ibu kota Thimphu yang sering dikunjungi wisatawan, setiap hari Minggu selalu dipadati pengunjung. Di tempat itu selain dijual barang keperluan sehari-hari dan benda yang bercirikan lokal, juga terdapat benda kesenian rakyat seperti buku kuno dan barang antik, selalu saja menyedot banyak sorotan mata dan dana wisatawan.Juga terdapat pemandangan yang wajib dikunjungi wisatawan seperti: bangunan bercorak Dzongpa, perpustakaan negara (tampak luarnya mirip kuil Lama), istana sungai Wang Chu dan kompleks stupa Sarira Maha Guru Padmasambhava.


Punakha Dzong yang megah, ikon gaya bangunan kuil Bhutan, didirikan pada 1636, nomor 2 tertua di Bhutan.

Sebetulnya konseplah yang menggerakkan perasaan manusia, bukan materi yang terlihat di permukaan. Sejak zaman kuno hingga kini dalam berbagai macam lingkungan, perasaan manusia tetap sama. Manusia beranggapan mengejar kesuksesan ekonomi barulah sumber muasal kebahagiaan total, akan tetapi negara bahagia Bhutan menunjukkan kepada kita, sesungguhnya bukanlah demikian

Sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/04/bhutan-negara-paling-bahagia-di-dunia.html#ixzz3cmOgP8rP

Index Labels